Seni adalah
sesuatu karya manusia yang identik dengan keindahan, seni memiliki berbagai
macam rupa, hal-hal yang mengandung nilai estetik secara umum bisa dikatakan
seni. Kita sering mendengar seni arsitektur, seni tarik suara, seni lukis, seni teater, dan sebagainya.
Dalam seni saya
pernah mendengar istilah seni untuk seni atau art for the sake of the art dima
seni merupakan eksperi manusia yang tidk bisa dibatasi, disini seni terlepas
dari belenggu-belenggu norma-norma yang ada baik dalam masyarakat maupun agama.
Misalnya diwilayah yang memaknai seni adalah seni mereka membuat lukisan
pornografi yang senonoh dimana jika ditilik dari norma-norma yang ada baik
Agama dan masyarakat hasil seni tersebut menyimpang hal ini jelas berbeda
dengan seni yang dilabeli Islam dimana norma agama ikut berperan menilai seni
tersebut.
Sejarah
mengenai kesenian Islam sebenarnya sudah ada pada masa Rosul, pembangunan
masjid pertama Rosul dimadinah merupakan masjid yang memiliki bentuk arsitektur
sederhana saat itu dan juga tampak pada budaya sastra dimana Al-Qur’an dengan
bahasanya yang indah dan menawan yang menandingi jenis sastra penyair jahiliah.
Islam memberi pengaruh besar pada kesusastraan masa jahiliah, tema-tema yang
diusung yang awalnya bersifat naturalis realis, memuji-muji wanita (porno),
hujatan dan ratapan, menjadi-puji-pujian terhadap Rosul dan kedudukan sayair
sudah mulai digantikan Khutbah secara perlahan[1].
Pada masa Rosul
pula bangunan Ka’bah direnovasi oleh tukang kayu koptik Kristen, bangunan suci
ka’abh dinilai sebagai cikal bakal dari arsitektur Islam. Pada masa Islam pula yang
dapat dijadikan contoh jelas dalam bentuk arsitektur adalah pada masjid dimana
terdapat perpaduan antara budaya islam dan budaya daerahnya.
Masjid Nabi
Muhammad masjid Quba di Madinah, yang didirikan pada 1 H/622 M menjadi masjid percontohan umum bagi masjid-masjid besar pada
masa-masa permulaan islam atau abad pertama islam. Pada atapnya Nabi
menggunakan batang kurma yang berfungsi sebagai tiang penyangga dan berfungsi
sebagai penghalang sinar matahari[2].
Secara umum
bentuk bangunan masjid masa Khalifah Bani Ummaiyah masih memakai pola Masjid
Kufah yang berciri: shaan, riwaqs, liwan yang bertembok keliling dan mempunyai
satu kubah di dekat Mihrab[3].
Namun dalam beberapa hal, sejalan dengan perkemangan, arsitektur masjid pun
mulai ada tambahan-tambahan yang diaopsi dari daerah takhlukanya, Misalnya
Sa’ad Ibnu abi Waqas menggunakan Iwan
(ruang dengan pilar yang membentuk busur) tempat raja persia shalat.
Kemudian ada Mihrab, berupa cerukan pada dinding masjid sebagai penunjuk arah Shalat yang ditambahkan
pada struktur bangunan masjid yang menirukan gereja. Lalu menara yang juga
digunakan pada masa bani Umayyah.
Sementara pada
masa Abasiyyah bidang arsitektur mengalami perkembangan pesat dimana
perkembangan bentuk, gaya dalam bangunan semakin kaya dan rumit, perkembangan
arsitektur Islam ini tampak pada penggunaan teknik bahan batu bata dari seni
arsitektur Persia yang diterapkan pada bentuk lengkung iwan. Perkembangn seni islam ini memiliki
pengaruh pada peradaban barat seperti yang dikatakan Prof Jonathan dan Sheila
berikut[4]:
Professors Jonathan Bloom dan Sheila Blair dari Boston College dalam
bukunya The Art and Architecture Islam, mengatakan, ide seni dan arsitektur
tradisional Islam yang berkembang pada abad ke-7 yang mencakup arsitektur dan
seni di daratan Atlantik hingga ke lautan Hindia telah memberi pengaruh kepada
Barat. Hingga abad ke-19 dan 20, menurut Blair dan Bloom, seni dan arsitektur
Islam masih tetap berpengaruh bagi negara-negara di Eropa dan Amerika.
Hal ini
memberikan bukti bahwa seni Islam, dalam hal ini arsitektur berkembang dengan
menyerap unsur-unsur arsitektur budaya lain, dan juga berpengaruh terhadap budaya
peradaban dan seni wilayah lain, wilayah Barat misalnya sebagaimana yang
dikatakan Prof Jonathan dan Sheila.
Sumber:
Philip K
Hitti, History Of The Arabs, 2008, Jakrta: Serambi Ilmu Semesta. Hal 323
http://budaya-indonesia-sekarang.blogspot.com/2010/04/arsitektur-masjid-pada-masa-awal.html
Ahmad-aminudin.blogspot.com/2013/04/perkembangan-sastra-arab-di-masa-nabi.html?m=1
[1]
Ahmad-aminudin.blogspot.com/2013/04/perkembangan-sastra-arab-di-masa-nabi.html?m=1
[2] Philip K Hitti, History Of The Arabs, 2008, Jakrta: Serambi Ilmu
Semesta. Hal 323
[3]http://budaya-indonesia-sekarang.blogspot.com/2010/04/arsitektur-masjid-pada-masa-awal.html
[4]http://afifvers.blogspot.com/2012/02/arsitektur-islam-dai-masa-ke-massa.html
No comments:
Post a Comment