Translate

Monday, March 16, 2015

PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM


Oleh : Septian Saputro

Kajian terhadap islam dan keislaman makin berkembang pesat. Dalam kajian islam terdahulu sudah mulai banyak corak pola pikir yang berkembang. Pada masa daulah bani Abassiyah, misalnya, setelah era penerjemahan, dan masuknya berbagaimacam keilmuan yang berasal dari luar Islam, mulai bermunculan kelompok-kelompok yang berlandaskan pada aspek teksual wahyu dan digunakanya rasionalitas dalam memahami wahyu. Berbagai keilmuan mulai bermunculan begitupula para ulama dan intektual muslim.

 Dalam Islam sendiri misalnya dikenal empat Imam madzhab yang pemikiranya sangat berpengaruh di seluruh penjuru dunia. Mereka dikenal empat imam madzhab fiqih, meskipun mereka memiliki keahlian lain. Perkembangan intelektual muslim di era-era awal lebih cendrung kepada keilmuan yang bersifat mengembangkan Al-qur’an dan hadis. Hasil-asil upaya pemikiran tersebut dapat berupa produk tafsir, fiqh dan lain sebagainya.

Setelah islam bersinggungan dengan daerah lain. Keilmuan Islam muali berkembang. Adanya penggunaan rasionalitas disinyalir sebagai salah satu faktor perkembangan pemikiran Islam. Tasawuf yang dianggap menjumudkan pemikiran karena menerima segala hal sebagaimana mestinya, terlalu berpaku pada aspek tekstual sementara Islam terus berinteraksi dengan budaya, sosial dari daera yang berbeda.

Diera modern ini sudah banyak tokoh-tokoh yang berperan dalam pembaharuan pemikiran Islam. Banyak dari mereka yang diterima dalam kalangan Islam dan wilayah mereka namun diantara mereka ada pula yang mendapat pertentangan. Diantaranya adalah Nasir Hamid Abu Zayd yang dikultuskan kafir oleh para ulama Mesir karena uangkapanya bahwa Al-qur’an adalah produk dengan konsep hermeunetika al-Qur’an.

Lalu pemikiran pembaharuan islam ahmad abid aljabiri misalnya, yakni bayani, burhani dan irfani. Konsep double movement Fazlur Rahman dalam menaggapi problematika keislaman. Lalu ada khaled abou el-fadl dengan rekonstruksi nalar Arab. Dan lain sebagainya.

Hal ini menandai berkembangnya pemikiran islam dan studi keislaman. Dengan dipetakanya konsep, bayani, burhani dan irfani oleh Abid al-Jabiri atau konsep, ulumud din, al-fikr al-islami dan dirasah Islamiyah oleh Prof. Amin Abdullah merupakan salah satu perwujudan adanya pembaharuan dalam pemikiran Islam. Islam tidak hanya melulu dikaji dalam aspek teologis saja melainkan aspek sosial, budaya, kemasyarakatan dan aspek bkeberagaman dalam beberagamaan itu menjadi aspek dalam kajian Islam.

Pembahasan islam dan keislaman menjadi lebih luas karean bersinggungan dengan masyarakat. Berbagai pendekatan pun bermunculan dan digunakan oleh sebagian intelektual muslim. Semisal hermeunetik, historis, sosiologi, antropologi dan sebagaimacamnya.  Disinilah pentingnya pembaharuan pemikiran islam, agar Islam tidak jumud hanya terpaku pada aspek teologis saja dengan mengesampingkan aspek-aspek lain, seperti historis, sosial dan budaya.

Dalam pemetaan pemikiran Islam, disini penulis memetkan varian pemikiran Islam menjadi:


Pemikiran Islam dalam perspektif teologis dimana varian pemikiran ini dimotifasi untuk memajukan Islam, mengembangkan keilmuan Islam dengan dalil-dalin Al-Qur’an, Hadis. Dalil Al-Qur’an dan hadis menjadi pokok utama. Lalu pemikiran islam yang rasional, dimana pemikiran ini mengutamakan akal sebagai alat berfikir, menentukan sesuatu, baik buruknya dengan akal. Dan wahyu ada pada posisi kedua. Varian ketiga adalah pemikiran islam yang menelaah islam dengan pendekatan-pendekatan modern diantaranya sosiologi, antropologi, sejarah dan lain-lain. Dan pemikiran Islam yang varianya bersumber dari intuisi, pengalaman pribadi seseorang.

No comments: