Translate

Sunday, January 20, 2013

Analisis Sastra dan Negara Novel Kudeta Mekkah

SASTRA DAN NEGARA

KUDETA MEKKAH
SEJARAH YANG TAK TERKUAK


SEPTIAN SAPUTRO/09110023/KELAS : C




   PENDAHULUAN
Banyak cara menyampaikan sebuah pesan/informasi. Baik dengan sarana lisan maupun tulisan. Pesan yang disampaikan dengan sarana-sarana tersebut pun menggunakan cara yang berbeda. Dalam novel yang akan kita bahas ini merupakan suatu jenis pesan/informasi nyata (fakta) yang disusun secara narasi agar para pembaca dapat lebih mudah memahami informasi tersebut dan mengurangi kebosanan. Namun dalam hal ini penulis akan mencoba mengkaji novel ini –secara garis besar- dilihat dari hubungan negara, agama dan sastra yang terkandung di dalamnya. Adapaun analisis yang  penulis lakukan berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam perkuliahan kewarganegaraan di semester IV sebagai implementasi hasil pembelajaran. Sebagai seorang pemula penulis menyadari banyak kekurangan dalam tulisan ini maka dari itu kritik dan saran pembaca penulis harapkan guna menyempurnakan tulisan ini.

                              SINOPSIS
Mekkah merupakan tempat suci bagi kaum muslim yang ramai dikunjungi umat muslim dari seluruh penjuru dunia dengan satu tujuan, melaksanakan suatu ibadah suci yakni ibadah haji.
Dalam suatu riwayat, tempat suci ini harus dujaga, dilarang ada peperangan, pembunuhan dan sebagainya –khususnya di Masjid Al-Haram. Namun pada tanggal 20 November 1997 terjadi tragedi besar dikota suci  tersebut, dimana akan ada bau amis darah yang tercecer, korban-korban, baik yang luka-luka maupun meninggal karena peristiwa ini.
Peristiwa ini dilakukan oleh orang-orang muslim sendiri khususnya golongan yang benar-benar menentang adanya pembaharuan di dalam negara mereka. Apalagi dengan adanya hal-hal dari barat yang mulai merambah di negeri Islam ini. Kelompok ini bahkan menentang pemerintahan Saud yang mengatakan bahwa pemerintahan Saud tidak sah, sesat dan sebagainya. Salah satu tindakan mereka adalah menyobek-yobek kartu pengenal /identitas mereka sebagai warga negara Saudi Arabia.
Peristiwa besar tersebut bermula dari gerakan kecil yang di pelopori oleh Juhaiman Saif Al-Utaibi. Seorang Islamis radikal, yang nantinya akan menjajah Masjid Al-Haram untuk beberapa hari.
Gerakan–gerakan penolakan terhadap hal-hal bid’ah dari barat yang menyesatkan ini, awalnya didukung oleh para ulama-ulama Saudi, khususnya seorang ulama senior yang buta namun memiliki kharisma besar Bin Baz yang menentang gambar-gambar raja-raja Saud dipampang didinding dan yang telah membebaskan kelompok Juhaiman yang dipenjara karena mencoba mengkonfrontasi Saud. Namun beliau masih mematuhi pemerintah. Lain halnya dengan juhaiman dilain sisi karena adanya rasa dendam, juga karena keradikalanya hingga ia berbeda dengan ulama-ulama senior lainya termasuk ibnu baz yang pengajianya sering ia ikuti. Mula-mula Juhaiman mengajak orang-orang dekat yang berlatar belakang padang pasir/suku Badui dimana mereka tinggal jauh dari limpahan minyak Saud yang merubah Saud hingga seperti saat ini. Merkeka menolak moderenisasi kecuali hanya lampu pijar yang merupakan      satu-satunya peranagkat modern dan ditambah lagi senjata-sejata modern-peralatan yang akan mereka gunakan pada saat penjajahan nanti.
Bersama Muhammad Abdullah, Huzaimi, Sayid Saad dll mereka mulai gerakan mereka menyebarlan risalah-risalah cetakan Kuwait yang ditulis oleh Juhaiman sendiri. Salah satu ajaran Juhaiman Saif            Al-Uthaibi ini adalah mengakui bahwa temanya Muhammad Abdullah adalah Imam Mahdi yang dijanjikan. Untuk mambaiat sang Imam Mahdi di Masjid Al-Haram Juhaiman dan kawan-kawan mempersiapkan segalanya dengan perlengkapan persenjataan. Dengan sogolan sebesar 40,000 real, anggota-anggota penjaga Masjid Al-Haram mengizinkan Juhaiman dan para pengikutnya masuk membawa tiga mobil bak terbuka melalui akses jalan Bin Laden. Ketiga mobil tersebut berisi senjata, amunisi serta pasokan makanan.
Tepat pada tanggal Satu Muharam, Juhaiman dan sekutu-sekutunya mengambil alih Masjid Al-Haram, Ia merebut  mixrofon imam. Memerintahkan para snipernya untuk berjaga-jaga diatas menara menanti orang-orang yang datang mendekati masjid, khususnya orang-orang kerajaan yang akan di tembak mati.
Keadaan di masjid ini terdengar oleh pihak kerajaan berkat imam masjid, Syekh Muhammad Bin Subail yang menghubungi atasanya, Syeh Nasyir Bin Rasyid yang kemudian melapor ke kerajaan.
Peperangan sadis pun terjadi, setiap polisi yang mencoba mendekati masjid ditembak mati oleh para seniper juhiman. Keadaan ini terus menererus berlangsung hingga Saudi merasa kehabisan cara untuk menangani para seniper tersebut. Berita-berita tentang jatuhnya korban dan karena tidak ingin berita ini terpublikasikan akhirnya Saud menutup semua saluran keluar : telegram, telfon, telivisi dan lain-lain untuk sementara waktu. Pemerintah belum bisa bersikap melawan para pemberontak Juhaiman tersebut karena masih meyakini kesakralan tempat itu dimana dilarang adanya pertumpahan darah. Dari sini para petinggi-petinggi Saud akhirnya memanggil 30 ulama besar penjuru negeri itu termasuk Ibn Baz untuk mencari sebuah fatwa yang merestui militer untuk perang di Masjid Al-Haram. Setelah beberapa hari akhirnya para ulama memberikan wewenang kepada pemerintah untuk bertindak. Dengan cepat militer Saudi mencoba menerobos keterowongan Marwa-Safa dengan memakai kendaraan lapis baja M-113. Untuk melumpuhkan para seniper maka dilemparlah rudal-rudal buatan Amerika yang dikenal dengan TOW. Setelah para sniper terkalahkan maka terbuka jalan bagi para militer untuk melakukan penyerangan.
Beberapa saat Juhaiman dan para pengikutnya terdesak, namun dapat bangkit setelah berhasil menghentikan kendaraan buatan Amerika itu dengan bom-bom molotov, berdasarkan pengalaman yang di ajarkan oleh seorang muallaf Afrika-Ameriak. Ditengah hiruk pikuk gelapnya terowongan baku tembak terus terjadi. Tidak hayal warga sipil yang menjadi sandra banyak yang tertembak. Karena terdesak akhirnya Juhaiman dan para pengikutnya bersembunyi didalam Qabu suatu tempat yang berbau busuk yang tidak hanya dihuni oleh Juhaiman saja melainkan para sandra.
Ketika pasukan Saudi berusa masuk kedalam Qabu pada hari Senin dan Selasa, para pasukan sadar bahwa pemberontak bersembunyi didalam kegelapan dan masih mematikan. Pasukan Saud mencoba menahan agar tidak terjatuh korban lagi. Namun beberapa saat kemudian keadaan yang gelap menjadi terang dengan datangnya truk pemberontak yang dipasangi bom menjadi nyala api menuju para pasukan. Kesulitan untuk bernafas pasukan Saud membuka pintu belakang dan mulai berlompatan. Pada saat ini lah tembakan-tembakan pemberontak mengenai pasukan Saud termasuk kopral Jizani yang kakinya terkoyak oleh peluru pemberontak. Banyak pasukan Saud yang mati. Pembantu senior Juhaiman Abdullah Mubarak Qahtani yang tahu bagai mana mengoprasikan M-113 mencoba merampas kendaraan tersebut, kendaraan-kendaraan tersebut ia buat tak berkutik dalam sebuah gang sempit, dengan cara memasukan gulungan-gulungan karpet kedalam rodanya dan dengan meleparkan lembaran karpet terbakar ke atapnya, supaya membuat sesak kru kendaraan. Hal itu berhasil beberapa saat karena Qathani yang mencoba mengambil kendaraan tersebut tertembak hingga menembus kerongkonganya.
Kerajaan Saud membutuhkan bantuan dari luar, namun harus bisa serahasia mungkin. Bantuan asing dari CIA segera datang dan meyebarkan zat kimai, gas air mata kewilayah peperangan. Namun karena kelihaian para pemberontak yang mengetahui trik gas air mata, merka bisa lolos dengan cara membasahkan  sorban-sorban yang secara efektif melindungi nafas mereka, para pemberontak juga dengan mudah mengetahui para prajurit yang mendekat ke pintu masuk atas. Justru sebaliknya, ungkap prajurit Saudi yang ada di dalam Masjid Al-Haram gas yang disediakan Amerika memiliki kecendrungan alamiah untuk naik, menghembus balik ke lantai permukan. Maka prajurit Saudi justru yang paling banyak dirugukan oleh zat kimia ini.
Dalam masalah ini kembali Saud dibantu pihak asing, Prancis. Sebagai pengganti gas air mata Prancis menggantinya dengan serbuk yang di kenal dengan CB. CB adalah gas yang pedih dimata, menghambat pernafasan dan mengurangi keagresifan. Penyerangan dilakukan, para pasukan masuk ke Qabu dan segera memompakan zat tersebut ke gang-gang sempit. Setelah efek zat tersebut sirna pemberontak mulai menyerang ganas di berbagai sudut basemen, mereka bahkan menyerang tiba-tiba, dan menembaki para prajurit dari tempat terdekat. Namun beberapa saat kemudian terdengan suara “semuatahanan, kami meringkusnya” ungkap Jendral Dhairi.  18 jam setelah penyerangan di Qabu agen pers resmi Saudi mengumumkan bahwa pembersihan anggota pembelot dituntaskan pukul 01.30 pagi ini.
Namun masih ada runag yang di huni oleh pemberotak, ungkap Ghazawi. Menjelang senja diturunkanlah pasukan payung dipimpin oleh kapten Abu Sultan, mencoba mendobrak pintu tersebut. Setelah terbuka nampak lebih dari 12 orang berdesak-desakan  wajah mereka ditutupi jelaga, baju compang-camping tidak karuan. Namun satu orang yang tampak lelah setelah hari-hari pertempuran masih terlihat garang dan tegar. Orang ini berambut kusut, berjanggut panjang tak beraturan. Didekatnya terdapat peti-peti senjata, beberapa tong keju Labne, bermangkuk-mangkuk kurma, dan tumpukan selembaran.
Siapa namamu? Tanya Abu Sultan.
 “Juhaiman”...
Tepat tanggal 09 januari 1980 pagi, enam puluh tiga tahanan terikat dan dibius dibawa ke hadapan pedang algojo. Kepala Juhaiman adalah yang pertama menggelinding ke pasir, kemudian Sayid, Muhammad Ilyas dan salah satu penentang yang sebenarnya enggan turut dalam pemberontakan, Faisal Muhammad Faisal dipenggal di Riyadh.
  
               ANALISIS SASTRA DAN NEGARA
Dalam novel Kudeta Mekkah ini berlatar belakang negeri padang pasir, bertempat di kerajaan Saudi Arabiyah. Menurut penulis cerita dalam novel ini sangat berkaitan dengan kehidupan bernegara dan beragama baik secara internal dikisahkan maupun eksternal negara Saud tersebut.
Pertama kesan yang penulis ambil dari novel ini, bahwa konsep suatu hubungan agama dan negara merupakan suatu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan melihat sejarah lahirnya Islam pula dinegeri tersebut. Di Arab Saudi, dimana legitimasi rezim semuanya didasarkan pada perintah Islam (44) Kehidupan-kehidupan kenegaraan diatur dengan menggunakan  hukum dan prinsip keagamaan. Salah satu contoh misalnya adanya Departemen Penelitian dan Pengarahan Ilmu yang ditangani oleh seorang ulama senior Abdullah Aziz Bin Baz. Departemen ini mendapat tanggung jawab menginterprestasikan hukum Islam, satu-satunya hukum dalam negeri yang sah sekaligus mengeluarkan fatwa-fatwa.(hal 44).
Dalam penanganan kasus di Masjid Al- Haram sendiri pun tidak bisa langsung dijalankan karena menanti begitu lama fatwa mengenai boleh tidaknya berperang di Masjid Al-Haram tersebut yang diyakini oleh kaum muslim. Hal ini tidak akan dilakukan oleh negara-negara sekuler dimana antara negara dan agama terpisah, mungkin permasalahan tersebut akan segera diatasi tanpa melihat hal tempat kejadian atau menunggu fatwa kebolehanya karena urusan antara agama yang melarang adanya pertumpahan darah ditempat itu dan negara memang berbeda.
Banyak ciri khas yang dimiliki negara dengan sepertiga cadangan minyak terbesar dunia ini, selain tempat lahirnya Islam yang membaggakan juga identitas khas dimana selalu dikunjungi oleh ibuan orang muslim dari penjuru dunia yang terfokus di Masjid Al-Haram. Dengan minyaknya yang kaya dan kehidupan yang mulai berubah ada segolongan kaum yang menolak pemerintahan Saud, pemerintahan Saud sudah tidak berlandaskan asas Islam, memasukan hal-hal yang menyesatkan.
Novel sejarah ini banyak aspek yang dikisahkan, bukan hanya peperang yang ada di Masjid Al-Haram akan tetapi hubungan antara al-Saud dan negara-negara lain seperti Amerika, iran, perancis dan sebagainya. Dalam kehidupan bernegara hubungan seperti hal ini diperlukan untuk bisa saling membantu, sebagai mana kita saksikan pula dinegara Saud tersebut. Dimana negara ini menjadi kaya dengan adanya minyak yang ditemukan oleh Amerika kemudia diadakan kerjasama minyak tersebut (antara Saudi dan Amerika) sebuah perusahan minyak besar yang dikenal dengan ARAMKO. Kerjasama-kerjasama antar negara ini meliputi bidang politik, ekonomi, militer dan lain-lain.
Dilain aspek adalah ketika  menghadapi peperangan banyak peralatan perang yang diimpor dari Amerika untuk menghadapi Amerika seperti gas air mata, mobil lapis baja dan juga adanya intervensi Amerika dalam menghadapi pemberontak. Selain Amerika dikisahkan dalam novel ini dimana Saud juga menggunakan jasa perancis untuk menghentikan para pemberontak. 
Secara garis besar novel sejarah ini merupakan sebuah karya sastra besar dimana sebuah sejarah diolah menjadi cerita yang menarik,  Yaroslav Trovimov menurut penulis merupakan jurnalis yang amat pandai merangkai kisah-kisah sejarah tersebut menjadi cerita dengan disertai rujukan-rujukan yang begitu jelas. Namun sebagai seorang yang awam, penikmat novel, penulis merasa kesulitan memahmi keseluruhan novel ini selain karna banyaknya tokoh yang terlibat dalam Kudeta Mekkah tersebut juga karena banyak diceritakan dari sudut pandang lain seperti dari Amerika, Mesir, Syiah Iran dll. Namun penulis benar-benar mengakui keahlian penulis novel dalam merangkai potongan-potongan fakta menjadi narasi yang didapatkan dari perjalan secara ekstensif ke Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab, juga ke Amerika serikat , Perancis, Inggris, dan Turki.

KESIMPULAN
Novel Kudeta Mekkah Sejarah yang terkuak merupakan novel jenis non-fiktif yang mengungkapkan sejarah besar Islam di Masjid Al-Haram yang tidak banyak diketahui orang.     Rangkayan-rangkayan fakta yang dibuat narasi membawa pembaca mengikuti alur kejadian dimana rincian-rincian peristiwa tersebut benar-benar dirangkai dengan sangat baik dengan rujukan-rujukan yang jelas. Novel ini juga mengandung perihal hubungan antara agama dan negara, antara negara dengan negara lain sebagai hubungan internasional baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun militer.


DAFTAR PUSTAKA
Trovimof, Yaroslav.2010.Kudeta Mekkah Sejarah Yang Tak Terkuak.Tangerang: Pustaka Alvabet
Tim ICC UIN Jakarta, 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani. Jakarta:  ICC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta








BIOGRAFI  PENULIS SASTRA
Yaroslav Trofimov adalah seorang koresponden Wall Street Journal, pria kelahiran 29 Juli di kiev, ukraina  tahun 1969 bekerja sebagai jurnalis yang meliputi kawasan timur tengah, afrika, dan kini asia tenggara dan selatan juga penulis. Pada tahun 2008 ia meraih the south asian journalists association (SAJA) Journalism award atas karyanya The Siege of Mecca ( kudeta mekkah) dan karya lainya adalah Faith At War yang menjadi buku terbaik versi Washinton Post.


BIOGRAFI PENULIS
Penulis adalah seorang mahasiswa fakultas Adab dan Ilmu Budaya jurusan Bahasa dan Sastra Arab, tahun angkatan 2009. Lahir di kotaagung, 24 september 1990 Lampung. Menempuh jenjang pendidikan di  SD 2 Kuripan sampai tahun 2006, MTsN 1 Kotaagung sampai tahun 2009,dan di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga  dari tahun 2009 hingga sekarang. Selama hidup di Jogja penulis menetap di sebuah pondok pesantren di Jogjakarta Ponpes Wahid Hasyim. E-mail ianseptian12@yahoo.co.id



No comments: