SASTRA DAN NEGARA
KUDETA MEKKAH
SEJARAH YANG TAK TERKUAK
SEJARAH YANG TAK TERKUAK
SEPTIAN
SAPUTRO/09110023/KELAS : C
PENDAHULUAN
Banyak cara
menyampaikan sebuah pesan/informasi. Baik dengan sarana lisan maupun tulisan.
Pesan yang disampaikan dengan sarana-sarana tersebut pun menggunakan cara yang
berbeda. Dalam novel yang akan kita bahas ini merupakan suatu jenis
pesan/informasi nyata (fakta) yang disusun secara narasi agar para pembaca
dapat lebih mudah memahami informasi tersebut dan mengurangi kebosanan. Namun dalam
hal ini penulis akan mencoba mengkaji novel ini –secara garis besar- dilihat
dari hubungan negara, agama dan sastra yang terkandung di dalamnya. Adapaun
analisis yang penulis lakukan
berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam perkuliahan kewarganegaraan
di semester IV sebagai implementasi hasil pembelajaran. Sebagai seorang pemula
penulis menyadari banyak kekurangan dalam tulisan ini maka dari itu kritik dan
saran pembaca penulis harapkan guna menyempurnakan tulisan ini.
SINOPSIS
Mekkah merupakan tempat suci
bagi kaum muslim yang ramai dikunjungi umat muslim dari seluruh penjuru dunia
dengan satu tujuan, melaksanakan suatu ibadah suci yakni ibadah haji.
Dalam suatu riwayat, tempat
suci ini harus dujaga, dilarang ada peperangan, pembunuhan dan sebagainya
–khususnya di Masjid Al-Haram. Namun pada tanggal 20 November 1997 terjadi
tragedi besar dikota suci tersebut,
dimana akan ada bau amis darah yang tercecer, korban-korban, baik yang
luka-luka maupun meninggal karena peristiwa ini.
Peristiwa ini dilakukan oleh
orang-orang muslim sendiri khususnya golongan yang benar-benar menentang adanya
pembaharuan di dalam negara mereka. Apalagi dengan adanya hal-hal dari barat
yang mulai merambah di negeri Islam ini. Kelompok ini bahkan menentang
pemerintahan Saud yang mengatakan bahwa pemerintahan Saud tidak sah, sesat dan
sebagainya. Salah satu tindakan mereka adalah menyobek-yobek kartu pengenal /identitas
mereka sebagai warga negara Saudi Arabia.
Peristiwa besar tersebut
bermula dari gerakan kecil yang di pelopori oleh Juhaiman Saif Al-Utaibi.
Seorang Islamis radikal, yang nantinya akan menjajah Masjid Al-Haram untuk
beberapa hari.
Gerakan–gerakan penolakan terhadap hal-hal bid’ah dari barat yang menyesatkan ini, awalnya didukung oleh para ulama-ulama Saudi, khususnya seorang ulama senior yang buta namun memiliki kharisma besar Bin Baz yang menentang gambar-gambar raja-raja Saud dipampang didinding dan yang telah membebaskan kelompok Juhaiman yang dipenjara karena mencoba mengkonfrontasi Saud. Namun beliau masih mematuhi pemerintah. Lain halnya dengan juhaiman dilain sisi karena adanya rasa dendam, juga karena keradikalanya hingga ia berbeda dengan ulama-ulama senior lainya termasuk ibnu baz yang pengajianya sering ia ikuti. Mula-mula Juhaiman mengajak orang-orang dekat yang berlatar belakang padang pasir/suku Badui dimana mereka tinggal jauh dari limpahan minyak Saud yang merubah Saud hingga seperti saat ini. Merkeka menolak moderenisasi kecuali hanya lampu pijar yang merupakan satu-satunya peranagkat modern dan ditambah lagi senjata-sejata modern-peralatan yang akan mereka gunakan pada saat penjajahan nanti.
Gerakan–gerakan penolakan terhadap hal-hal bid’ah dari barat yang menyesatkan ini, awalnya didukung oleh para ulama-ulama Saudi, khususnya seorang ulama senior yang buta namun memiliki kharisma besar Bin Baz yang menentang gambar-gambar raja-raja Saud dipampang didinding dan yang telah membebaskan kelompok Juhaiman yang dipenjara karena mencoba mengkonfrontasi Saud. Namun beliau masih mematuhi pemerintah. Lain halnya dengan juhaiman dilain sisi karena adanya rasa dendam, juga karena keradikalanya hingga ia berbeda dengan ulama-ulama senior lainya termasuk ibnu baz yang pengajianya sering ia ikuti. Mula-mula Juhaiman mengajak orang-orang dekat yang berlatar belakang padang pasir/suku Badui dimana mereka tinggal jauh dari limpahan minyak Saud yang merubah Saud hingga seperti saat ini. Merkeka menolak moderenisasi kecuali hanya lampu pijar yang merupakan satu-satunya peranagkat modern dan ditambah lagi senjata-sejata modern-peralatan yang akan mereka gunakan pada saat penjajahan nanti.
Bersama Muhammad Abdullah,
Huzaimi, Sayid Saad dll mereka mulai gerakan mereka menyebarlan risalah-risalah
cetakan Kuwait yang ditulis oleh Juhaiman sendiri. Salah satu ajaran Juhaiman
Saif Al-Uthaibi ini adalah
mengakui bahwa temanya Muhammad Abdullah adalah Imam Mahdi yang dijanjikan. Untuk
mambaiat sang Imam Mahdi di Masjid Al-Haram Juhaiman dan kawan-kawan
mempersiapkan segalanya dengan perlengkapan persenjataan. Dengan sogolan
sebesar 40,000 real, anggota-anggota penjaga Masjid Al-Haram mengizinkan
Juhaiman dan para pengikutnya masuk membawa tiga mobil bak terbuka melalui
akses jalan Bin Laden. Ketiga mobil tersebut berisi senjata, amunisi serta
pasokan makanan.
Tepat pada tanggal Satu
Muharam, Juhaiman dan sekutu-sekutunya mengambil alih Masjid Al-Haram, Ia
merebut mixrofon imam. Memerintahkan
para snipernya untuk berjaga-jaga diatas menara menanti orang-orang yang datang
mendekati masjid, khususnya orang-orang kerajaan yang akan di tembak mati.
Keadaan di masjid ini
terdengar oleh pihak kerajaan berkat imam masjid, Syekh Muhammad Bin Subail
yang menghubungi atasanya, Syeh Nasyir Bin Rasyid yang kemudian melapor ke
kerajaan.
Peperangan sadis pun terjadi,
setiap polisi yang mencoba mendekati masjid ditembak mati oleh para seniper
juhiman. Keadaan ini terus menererus berlangsung hingga Saudi merasa kehabisan
cara untuk menangani para seniper tersebut. Berita-berita tentang jatuhnya
korban dan karena tidak ingin berita ini terpublikasikan akhirnya Saud menutup
semua saluran keluar : telegram, telfon, telivisi dan lain-lain untuk sementara
waktu. Pemerintah belum bisa bersikap melawan para pemberontak Juhaiman
tersebut karena masih meyakini kesakralan tempat itu dimana dilarang adanya
pertumpahan darah. Dari sini para petinggi-petinggi Saud akhirnya memanggil 30
ulama besar penjuru negeri itu termasuk Ibn Baz untuk mencari sebuah fatwa yang
merestui militer untuk perang di Masjid Al-Haram. Setelah beberapa hari
akhirnya para ulama memberikan wewenang kepada pemerintah untuk bertindak.
Dengan cepat militer Saudi mencoba menerobos keterowongan Marwa-Safa dengan
memakai kendaraan lapis baja M-113. Untuk melumpuhkan para seniper maka
dilemparlah rudal-rudal buatan Amerika yang dikenal dengan TOW. Setelah para
sniper terkalahkan maka terbuka jalan bagi para militer untuk melakukan
penyerangan.
Beberapa saat Juhaiman dan
para pengikutnya terdesak, namun dapat bangkit setelah berhasil menghentikan
kendaraan buatan Amerika itu dengan bom-bom molotov, berdasarkan pengalaman
yang di ajarkan oleh seorang muallaf Afrika-Ameriak. Ditengah hiruk pikuk gelapnya
terowongan baku tembak terus terjadi. Tidak hayal warga sipil yang menjadi
sandra banyak yang tertembak. Karena terdesak akhirnya Juhaiman dan para
pengikutnya bersembunyi didalam Qabu suatu tempat yang berbau busuk yang tidak
hanya dihuni oleh Juhaiman saja melainkan para sandra.
Ketika pasukan Saudi berusa
masuk kedalam Qabu pada hari Senin dan Selasa, para pasukan sadar bahwa
pemberontak bersembunyi didalam kegelapan dan masih mematikan. Pasukan Saud
mencoba menahan agar tidak terjatuh korban lagi. Namun beberapa saat kemudian
keadaan yang gelap menjadi terang dengan datangnya truk pemberontak yang
dipasangi bom menjadi nyala api menuju para pasukan. Kesulitan untuk bernafas
pasukan Saud membuka pintu belakang dan mulai berlompatan. Pada saat ini lah tembakan-tembakan
pemberontak mengenai pasukan Saud termasuk kopral Jizani yang kakinya terkoyak
oleh peluru pemberontak. Banyak pasukan Saud yang mati. Pembantu senior
Juhaiman Abdullah Mubarak Qahtani yang tahu bagai mana mengoprasikan M-113
mencoba merampas kendaraan tersebut, kendaraan-kendaraan tersebut ia buat tak
berkutik dalam sebuah gang sempit, dengan cara memasukan gulungan-gulungan
karpet kedalam rodanya dan dengan meleparkan lembaran karpet terbakar ke
atapnya, supaya membuat sesak kru kendaraan. Hal itu berhasil beberapa saat
karena Qathani yang mencoba mengambil kendaraan tersebut tertembak hingga
menembus kerongkonganya.
Kerajaan Saud membutuhkan
bantuan dari luar, namun harus bisa serahasia mungkin. Bantuan asing dari CIA
segera datang dan meyebarkan zat kimai, gas air mata kewilayah peperangan.
Namun karena kelihaian para pemberontak yang mengetahui trik gas air mata,
merka bisa lolos dengan cara membasahkan
sorban-sorban yang secara efektif melindungi nafas mereka, para
pemberontak juga dengan mudah mengetahui para prajurit yang mendekat ke pintu
masuk atas. Justru sebaliknya, ungkap prajurit Saudi yang ada di dalam Masjid
Al-Haram gas yang disediakan Amerika memiliki kecendrungan alamiah untuk naik,
menghembus balik ke lantai permukan. Maka prajurit Saudi justru yang paling
banyak dirugukan oleh zat kimia ini.
Dalam masalah ini kembali
Saud dibantu pihak asing, Prancis. Sebagai pengganti gas air mata Prancis
menggantinya dengan serbuk yang di kenal dengan CB. CB adalah gas yang pedih
dimata, menghambat pernafasan dan mengurangi keagresifan. Penyerangan
dilakukan, para pasukan masuk ke Qabu dan segera memompakan zat tersebut ke
gang-gang sempit. Setelah efek zat tersebut sirna pemberontak mulai menyerang
ganas di berbagai sudut basemen, mereka bahkan menyerang tiba-tiba, dan
menembaki para prajurit dari tempat terdekat. Namun beberapa saat kemudian
terdengan suara “semuatahanan, kami meringkusnya” ungkap Jendral Dhairi. 18 jam setelah penyerangan di Qabu agen pers
resmi Saudi mengumumkan bahwa pembersihan anggota pembelot dituntaskan pukul
01.30 pagi ini.
Namun masih ada runag yang di
huni oleh pemberotak, ungkap Ghazawi. Menjelang senja diturunkanlah pasukan
payung dipimpin oleh kapten Abu Sultan, mencoba mendobrak pintu tersebut.
Setelah terbuka nampak lebih dari 12 orang berdesak-desakan wajah mereka ditutupi jelaga, baju
compang-camping tidak karuan. Namun satu orang yang tampak lelah setelah
hari-hari pertempuran masih terlihat garang dan tegar. Orang ini berambut
kusut, berjanggut panjang tak beraturan. Didekatnya terdapat peti-peti senjata,
beberapa tong keju Labne, bermangkuk-mangkuk kurma, dan tumpukan selembaran.
Siapa namamu? Tanya Abu Sultan.
“Juhaiman”...
Tepat tanggal 09 januari 1980
pagi, enam puluh tiga tahanan terikat dan dibius dibawa ke hadapan pedang
algojo. Kepala Juhaiman adalah yang pertama menggelinding ke pasir, kemudian
Sayid, Muhammad Ilyas dan salah satu penentang yang sebenarnya enggan turut
dalam pemberontakan, Faisal Muhammad Faisal dipenggal di Riyadh.
ANALISIS SASTRA DAN NEGARA
Dalam novel
Kudeta Mekkah ini berlatar belakang negeri padang pasir, bertempat di kerajaan
Saudi Arabiyah. Menurut penulis cerita dalam novel ini sangat berkaitan dengan
kehidupan bernegara dan beragama baik secara internal dikisahkan maupun
eksternal negara Saud tersebut.
Pertama kesan
yang penulis ambil dari novel ini, bahwa konsep suatu hubungan agama dan negara
merupakan suatu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan melihat sejarah
lahirnya Islam pula dinegeri tersebut. Di Arab Saudi, dimana legitimasi rezim
semuanya didasarkan pada perintah Islam (44) Kehidupan-kehidupan kenegaraan
diatur dengan menggunakan hukum dan
prinsip keagamaan. Salah satu contoh misalnya adanya Departemen Penelitian dan
Pengarahan Ilmu yang ditangani oleh seorang ulama senior Abdullah Aziz Bin Baz.
Departemen ini mendapat tanggung jawab menginterprestasikan hukum Islam, satu-satunya
hukum dalam negeri yang sah sekaligus mengeluarkan fatwa-fatwa.(hal 44).
Dalam
penanganan kasus di Masjid Al- Haram sendiri pun tidak bisa langsung dijalankan
karena menanti begitu lama fatwa mengenai boleh tidaknya berperang di Masjid Al-Haram
tersebut yang diyakini oleh kaum muslim. Hal ini tidak akan dilakukan oleh
negara-negara sekuler dimana antara negara dan agama terpisah, mungkin
permasalahan tersebut akan segera diatasi tanpa melihat hal tempat kejadian
atau menunggu fatwa kebolehanya karena urusan antara agama yang melarang adanya
pertumpahan darah ditempat itu dan negara memang berbeda.
Banyak ciri
khas yang dimiliki negara dengan sepertiga cadangan minyak terbesar dunia ini,
selain tempat lahirnya Islam yang membaggakan juga identitas khas dimana selalu
dikunjungi oleh ibuan orang muslim dari penjuru dunia yang terfokus di Masjid
Al-Haram. Dengan minyaknya yang kaya dan kehidupan yang mulai berubah ada
segolongan kaum yang menolak pemerintahan Saud, pemerintahan Saud sudah tidak
berlandaskan asas Islam, memasukan hal-hal yang menyesatkan.
Novel
sejarah ini banyak aspek yang dikisahkan, bukan hanya peperang yang ada di
Masjid Al-Haram akan tetapi hubungan antara al-Saud dan negara-negara lain
seperti Amerika, iran, perancis dan sebagainya. Dalam kehidupan bernegara
hubungan seperti hal ini diperlukan untuk bisa saling membantu, sebagai mana
kita saksikan pula dinegara Saud tersebut. Dimana negara ini menjadi kaya
dengan adanya minyak yang ditemukan oleh Amerika kemudia diadakan kerjasama
minyak tersebut (antara Saudi dan Amerika) sebuah perusahan minyak besar yang
dikenal dengan ARAMKO. Kerjasama-kerjasama antar negara ini meliputi bidang
politik, ekonomi, militer dan lain-lain.
Dilain aspek
adalah ketika menghadapi peperangan
banyak peralatan perang yang diimpor dari Amerika untuk menghadapi Amerika
seperti gas air mata, mobil lapis baja dan juga adanya intervensi Amerika dalam
menghadapi pemberontak. Selain Amerika dikisahkan dalam novel ini dimana Saud
juga menggunakan jasa perancis untuk menghentikan para pemberontak.
Secara garis
besar novel sejarah ini merupakan sebuah karya sastra besar dimana sebuah
sejarah diolah menjadi cerita yang menarik,
Yaroslav Trovimov menurut penulis merupakan jurnalis yang amat pandai
merangkai kisah-kisah sejarah tersebut menjadi cerita dengan disertai
rujukan-rujukan yang begitu jelas. Namun sebagai seorang yang awam, penikmat
novel, penulis merasa kesulitan memahmi keseluruhan novel ini selain karna
banyaknya tokoh yang terlibat dalam Kudeta Mekkah tersebut juga karena banyak
diceritakan dari sudut pandang lain seperti dari Amerika, Mesir, Syiah Iran
dll. Namun penulis benar-benar mengakui keahlian penulis novel dalam merangkai
potongan-potongan fakta menjadi narasi yang didapatkan dari perjalan secara
ekstensif ke Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab, juga ke Amerika serikat ,
Perancis, Inggris, dan Turki.
KESIMPULAN
Novel Kudeta
Mekkah Sejarah yang terkuak merupakan novel jenis non-fiktif yang mengungkapkan
sejarah besar Islam di Masjid Al-Haram yang tidak banyak diketahui orang. Rangkayan-rangkayan fakta yang dibuat
narasi membawa pembaca mengikuti alur kejadian dimana rincian-rincian peristiwa
tersebut benar-benar dirangkai dengan sangat baik dengan rujukan-rujukan yang
jelas. Novel ini juga mengandung perihal hubungan antara agama dan negara,
antara negara dengan negara lain sebagai hubungan internasional baik dalam
bidang ekonomi, politik, maupun militer.
DAFTAR PUSTAKA
Trovimof,
Yaroslav.2010.Kudeta Mekkah Sejarah Yang Tak Terkuak.Tangerang:
Pustaka Alvabet
Tim
ICC UIN Jakarta, 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani.
Jakarta: ICC UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
BIOGRAFI
PENULIS SASTRA
Yaroslav
Trofimov adalah seorang koresponden Wall Street Journal, pria kelahiran 29 Juli
di kiev, ukraina tahun 1969 bekerja
sebagai jurnalis yang meliputi kawasan timur tengah, afrika, dan kini asia
tenggara dan selatan juga penulis. Pada tahun 2008 ia meraih the south asian
journalists association (SAJA) Journalism award atas karyanya The Siege
of Mecca ( kudeta mekkah) dan karya lainya adalah Faith At War yang menjadi
buku terbaik versi Washinton Post.
BIOGRAFI PENULIS
Penulis adalah seorang mahasiswa
fakultas Adab dan Ilmu Budaya jurusan Bahasa dan Sastra Arab, tahun angkatan
2009. Lahir di kotaagung, 24 september 1990 Lampung. Menempuh jenjang
pendidikan di SD 2 Kuripan sampai tahun
2006, MTsN 1 Kotaagung sampai tahun 2009,dan di Fakultas Adab UIN Sunan
Kalijaga dari tahun 2009 hingga
sekarang. Selama hidup di Jogja penulis menetap di sebuah pondok pesantren di
Jogjakarta Ponpes Wahid Hasyim. E-mail ianseptian12@yahoo.co.id
No comments:
Post a Comment