Translate

Sunday, April 7, 2013

PLAT

PLAT Daerah Parakan merupakan daerah padat yang terletak di antara dua kota. Meskipun daerah ini dikatakan perkampungan namun layaknya kota banyak kendaraan mondra-mandir hingga membuat bising. Maklum desa ini memang terletak di daerah perkotaan yang penduduknya didominasi pendatang. Hanya 30% sajalah penduduk asli yang mendiami daerah Parakan tersebut. Termasuk pak Mail, laki-laki paruh baya namun masih tampak gagah ini, dengan kumis tipis merayu yang sedikit bergelombang, tatapan yang tajam dan badan tegap besar layaknya boudyguard di mal-mal. Bapak tiga anak dengan satu istri ini merupakan penduduk dan kelahiran Parakan asli. Sudah hampir 48 tahun ia tapakan kakinya di daerah tersebut sebagai juragan angkot. Sebagai putra daerah beliau paham benar daerah-daerah disekitar mulai dari sabang dan meraukenya Parakan. Bukan hanya itu, juga banyak cerita-cerita seram yang asing baginya. Diluar daerah Parakan, masyarakat sekitar mengenal daerah ini dengan sebutan plat 28. Julukan yang belum bisa difahami kecuali setelah mendengar cerita aneh di daerah ini yang sudah terjadi semenjak 26 tahun silam. Parakan mulai didengar publik setelah terjadinya kecelakaann maut ganda yang menewaskan lebih dari 23 orang dan 5 orang dinyatakan hilang yang hingga sekarang belum ditemukan. Kejadian naas tersebut terjadi antara empat kendaraan, dua kendaraan bermotor, satu mobil xenia dan satu buah bus angkutan kota. Peristiwa tersebut terjadi pukul 15.08 sore hari tatkala sebuah motor bebek mencoba berputar arah tanpa memperhatikan keadaan sekitar, tanpa disadari berhenti mendadak dan diterjang bus angkot yang melaju dengan cepat dan tak menyadari kalau motor tersebut akan berhenti mendadak. Secara reflek supir bus mencoba menghindari motor itu namun tanpa disadari pula xenia silver melaju cepat disebelah kanan bus dan hantaman keras pun tak terhindari yang menyebabkan xenia tersebut terlempar keras kearah trotoar jalan dimana ada sepasang kekasih diatas motor tertimpa mobil xenia. Bus itu pula teguling-guling gingga 8 x putaran yang menewaskan semua orang ada di bus begitu pula pengendara motor, empat orang dalam xenia dan dua pasangan malang yang hidup dan mati ditempat kejadian. Seminggu setelah kejadian tersebut Parakan gempar dengan adanya isu dan kabar bahwa semua kendaraan yang mengalami kecelakaan saat itu memiliki plat yang ada digit angka 28, baik diawal maupun terletak di akhir. “Plat yang membawa sial kata mereka”. Namun kabar tersebut tidak berlangsung lama karena banyak yang meyakini hal itu merupakan suatu hal yang tabu, kebetulan dan apa salah 28 hingga dijadikan plat yang membawa sial. Tiga tahun kemudian Kabar Plat 28, membawa sial, kematian yang mengenaskan itu mulai tersiar kembali, bukan hanya di daerah Parakan tapi meluas hingga kedaerah yang lain. Hal ini dikarnakan terjadi lagi kecelakan yang membawa embel-embel plat 28 pada dua buah kendaraan yang menewaskan semua pengendaranya. Dalam jangka enam tahun terjadi kejadian yang sama pada beberapa kendaraan yang memiliki plat yang ada digit 28nya. Kejadian tersebut sontak membuat masyarakat sekitar menjadi ragu bahwa itu merupakan sebuah kebetulan dan mulai meyakini bahwa plat 28 platnya malikat pencabut nyawa. Orang-orang yang memiliki plat seperti itu pun sudah mereka cibir akan mati dalam kasus yang sama. Namun hal itu berbeda dengan pak mail yang sama sekali tidak meyakini kabar tersebut. Bagi beliau kecelakaan itu wajar, dan plat 28 tersebut merupakan sebuah kebetulan saja. “didaerah kita banyak terjadi kecelakaan yang tidak memiliki plat 28, tapi kenapa hanya kecelakaan dengan plat 28 saja yang di besar-besarkan. Artinya ini kejadian kecelakaan yang wajar” dan juga semenjak 17 tahun lalu tidak ada kan kecelakan plat 28 lagi, tegas pak Mail saat berbincang-bincang dengan teman-temanya. Tapi pak Mail, seru pak Joko yang tampak 5 tahun lebih tua dari pak Mail. Sambil menghisap rokok dan menedip-ngedipkan matanya ia berkata, “tidak ada kecelakaan plat 28 lagi kan karena didaerah kita ada larangan membawa kendaraan dengan plat tersebut, kalaupun harus dibawa dituntun sampai keluar daerah atau ditumpangkan dikendaraan lain.” Iya iya sahut pak Waluyo dengan semangat sambil menyeruput teh hangat buatan bu Mail,” ditambah lagi perbedaannya pak, kecelakaan plat 28 pasti merenggut nyawa ditempat. Berbeda dengan kecelakaan lain yang kalupun pengendara mati masih sempat dibawa-bawa. Saya tetap nggak percaya pak sanggah pak Mail, saya putra bumi Parakan faham daerah saya, lagian kita semua pasti mati, iya kan? Allah tuh yang bilang lho. Bapak mau kapan dan gimana ni.. canda pak Mail dengan menepuk bahu pak Waluyo seraya tersenyum lebar. Tak ingin kalah bercanda, pak Waluyo berkata: “ iya juga sih, saya percaya kalau pak Mail ndak percaya hal itu, justru malah pak Mail ni punya platnya malaikat pencabut nyawa tu dirumah, jadi saya gak perlu tanya gimana, tapi kapan maunya” canda pak Waluyo agak meledek. Setelah pak Waluyo dan Joko berpamitan pulang, pak mail tidak lantas masuk rumah, ia membatin sejenak. Ia ingin membuktikan hal itu sendiri namun juga bimbang. Kalupun akan diserahkan ke supir lain di daerah ini, siapa yang mau? Pak mail memang memiliki sebuah angkot yang ber plat 28, ia pun tidak mengoprasikanya karena khawatir dan saran dari istrinya. Sebenarnya pak mail ingin mengoprasikan angkot tersebut dengan menggunakan plat lain atau menggantintya, namun karena ia benar-benar tak percaya akhirnya ia menyimpan plat tersebut. Suatu hari 05 desember 2012 pak mail pergi kedarah Wangupadan guna mengurus surat-surat keluarga. Ia mengendarai sepeda motor hitam. Sekembalinya dan setiba dijalan dimana pernah terjadi kecelakaan 26 tahun silam, beliau merasa ada hal aneh. Ia merasakan hari yang tidak biasa. Dengan motor bebek terbarunya beliau tanacap gas agar bias cepat sampai dirumah. Perjalanan kerumah tidaklah jauh hanya membutuhkan satu jam perjalanan. Setibanya pertigaan ia memperlambat motornya dan tiba-tiba, sesuatu yang tak ia sangka dihadapan beliau sebuah mobil carry biru dengan kecepatan 160 KM per jam menghantam dua buah kendaraan bermotor yang terpental kurang lebih tujuh meter dari hadapan pak Mail. Pak Mail tidak bisa berkedip. Rasanya ia melihat malaikat Izrail turun dihadapanya mecabut nyawa dua pengendara bermotor terebut kemudian berpaling kepadanya seraya tersenyum dan berkata, giliranmu….? Pak Mail tidak bisa bergerak sedikitpun, tangan dan kakinya kaku, mulutnya serasa diperban 50 kali perban hingga mengeluarkan kata ah saja sulit rasanya. Dalam keheningan beliau hanya dapat melihat orang-orang berkerumun ditengahnya. Malaikat Izrail masih tersenyum padanya angka 28, 28, 28 terus terbayang dipikiranya. Yang membuat beliau bertambah shok adalah ternyata beliau melihat mayat yang diangkut oleh masyarakat adalah jasad beliau dengan penuh luka, kepala dipenuhi darah segar mengalir, tampak terlihat retakan di kepala. Pak Mail ingin sekali memejamkan matanya, namun senyuman malaikat pencabut nyawa tersebut membuat matanya berhenti berkedip, secara perlahan tangannya terasa dingin tersentuh malaikat itu. pak Mail mencoba berontak, memberontak lagi hingga akhirnya mata beliau dapat berkedip kembali. namun ia tak mendapati malaikat Izrail tersebut dihadapanya, justru istrinyalah yang memegang tangan pak Mail dengan erat seraya meneteskan air mata bahagia karena beliau sudah siuman. Badan pak Mail, menggigil dan basah kuyub karena keringat kejang-kejang. Ia pinsan saat menyaksikan kecelakan maut tersebut dan dibawa oleh masyarakat kerumah. Selama perjalanan ia hanya mengucapkan angka 28 giliran ku.. giliran ku yang membuat isri dan anak-anaknya takut. Sehari kemudian pak Mail berfikir apa makna dari kejadian yag menimpanya kemarin, ia masih tak percaya namun selalu merasa takut jika mengingatnya. Pak mail meyakini ada hikmah dibalik kejadian itu. Pukul 14.09 tiba-tiba pak Mail berpamitan dengan keluarga untuk pergi keluar. Dengan cepat pak mail keluar membawa angkotnya yang ber plat 28 tersebut, sang istri yang mengetahui hal itu mencoba mengejar dan meminta bantuan warga untuk mencegah beliau. Semau tetangga berhamburan, mengejar beliau dengan kendaraan mereka masing-masing. Istri pak Mail pun ikut dengan salah sorang tetangga, ia tak henti-hentinya menagis. Pak Mail sendiri tak tau apa yang akan ia lakukan, ia hanya percaya dan berdoa. Ia tancapkan gas penuh menuju jalan dimana terjadi kecelakan 26 tahun silam. Beberapa saat kemudian Suara benturan keras pun terdengar. “Kecelakaan” teriak warga, “plat 28 lagi”. Mendengar suara tersebut bu Mail jatuh pinsan dari motor. Mobil angkot pak mail menabrak trotoar jalan hingga menggulingkan angkotnya. Dalam mobil tersebut pak Mail tidak bergerak. Para warga dengan cepat berupaya mengevakuasi pak mail dari mobil angkotnya. Setelah evakuasi para warga takjub pak Mail hanya mengalami luka ringan di siku tangan, tiba-tiba beliau bangun tersenyum dan langsung pulang kerumah. Setelah kejadian itu banyak orang yang berkunjung ke rumah pak Mail, mereka penasaran apa yang sebenarnya terjadi dengan pak Mail kenapa sikapnya aneh, seolah ingin bunuh diri dengan menantang maut, membawa kendaraan plat 28 dengan kecepatan tinggi. Disetiap perbincangan pak Mail selalu berkata : “saya hanya percaya, meyakini kehendak Tuhan, saya masih hidup karena kehendaknya, plat itu bukan penentu nasib saya. Sejenak Ia helakan nafas, memandang langit seraya tersenyum dan berkata: Sekarang saya semakin percaya.

No comments: