Translate

Saturday, May 25, 2013

STRATEGI PENERJEMAHAN


(LIHAT STRATEGI-STRATEGI PENERJEMAHAN LAINNYA. DOWNLOAD WORD (STRATEGI PENERJEMAHAN UNTUK KONSEP YANG TIDAK DIKENAL DALAM BAHASA PENERIMA) klik


Strategi atau teknik atau prosedur penerjemahan adalah tuntutan teknis untuk menerjemahkan frase demi frase atau kalimat demi kalimat. Menurut Zunchiridin dan Sugeng,  ada dua jenis stategi penerjemahan : Strategi struktural dan strategi semantis.
1. Strategi Struktural
Yang dimaksud dengan strategi struktural adalah strategi yang berkenaan dengan sruktur kalimat. Strategi ini harus diikuti oleh penerjemah jika ingin teks terjemahanya dapat diterima secara struktural di dalam bahasa sasaran atau jika ingin teks terjemahanya memiliki kewajaran dalam bahasa sasaran.
Ada tiga strategi dasar yang berkenaan dengan masalah struktur ini, yaitu :
a. Penambahan (addition)
yakni penambahan kata-kata di dalam bahasa sasaran, karena struktur bahasa sasaran menghendaki demikian. Penambahan ini bukanlah suatu pilihan melainkan keharusan.
b. Pengurangan (subtraction)
yakni pengurangan element struktur di dalam bahasa sasaran, karena struktur bahasa sasaran menghendaki demikian. Pengurangan ini bukanlah suatu pilihan melainkan keharusan.
c. Transposisi.
Diapaki untuk menerjemahkan klausa atau kalimat. Dengan strategi ini , penerjeamah mengubah struktur asli bahasa sumber didalam kalimat bahasa sasaran. Pengubahan ini bisa berupa pengubahan bentuk jamak ke tunggal, penggabungan atau pemnggalan kalimat dll.
2. Strategi Semantis
Adalah strategi penerjemahan yang dilakukan dengan pertimbangan makna. Strategi ini ada yang dioprasikan pada tataran kata, fare maupun klausa dan kalimat.
a. pungutan (borrowing)
yakni strategi penerjemahan yang memungut kata bahasa sumber kedalam teks bahasa sasaran. Alasanya adalah untuk menghargai kata tersebut atau belum adanya padanan dalam bahasa sasaran. Pungutan ini mencangkup transliterasi dan naturalisasi.
Transliterasi adalah penerjemahan yang  mempertahankan kata-kata bahasa sumber  tersebut secara utuh, baik bunyi ataupun tulisanya. Sementara naturalisasi (adaptasi) merupakan kelanjutan transliterasi, yakni penngucapan dan tata penulisanya sudah disesuaikan dengan aturan bahasa sasaran.
b. padanan budaya (cultural equevalent)
penerjemah menggunakan kata khas dalam bahasa sasaran untuk mengganti kata khas di dalam bahasa sumber.
c. padanan Deskriptif (descriptive equevalent) dan analisis komponensial (componential analisis)
berusah mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata bahasa sumber. Dalam analisis komponensial, sebuah kata bahasa sumber diterjemahkan kedalam bahasa sasaran dengan merinci komponen komponen makna kata bahasa sumber tersebut. hal ini disebabkan karena tidak adanya padanan satu-satu dalam bahasa sasaran, sementara penerjemah menganggap pembaca perlu mengaetahui arti yang sebenarnya.
Bila padanan deskriptif digunakan untuk menerjemahkan kata yang terkait dengan budaya, maka analisis komponensial digunakan untuk menerjemahkan kata-kata umum.
d. sinonim
penerjemah juga bisa menggunakan kata bahasa sasaran yang kurang lebih sama untuk kata-kata bahasa sumber yang bersifat umum kalua enggan untuk menggunakan analisis komponensial.
e. penambahan
dilakukan untuk memperjelas makna. Penerjemah memasukan informasi tambahan  didalam teks terjemahannya.
f. penghapusan (omission atau deletion)
adanya beberapa kata dalam bahasa sumber yang tidak diterjemahkan. Pertimbanganya adalah kata tersebut tidak begitu penting bagi keseluruhan teks.
g. modulasi
strategi yang digunakan untuk menerjemahkan frase, kalusa atau kalimat. Penerjemah memandang pesan dalam kalimat bahasa sumber dari sudut yang berbeda atau cara berfikir yang berbeda. Misalnya : l broke my leg = kakiku patah.
Sementara Muhammad Enani dengan mengutip pendapat Vinay dan Darbelnet. Menjelaskan bahwa ada beberapa teknik yang digunakan dalam menerjemahkan sebuah teks tanpa menggolngkanya kedalam bentuk struktural atau semantis. Diantara teknik-teknik itu adalah : borrowing (al-iqtiradh), calque (al-naql bi al-muhakah), literal translation (al-tarjamah al-harfiyah), transposition (al-ibdal al-sharfy), modulation (taghyir al-nadzrah), equevalence (al-ta'adul,  dan adaptasi) meskipun beberapa teknik yang sama sudah dijelaskan diatas namun disini akan saya cantumkan penjelasan dari referensi yang berbeda meskipun tidak begitu tampak perbedaanya.
a. teknik borrowing (al-iqtiradh).
 Yaitu memasukan dan menggunakan bahasa teks sumber sebagaimana apa adanya, serta menuliskanya kembali dalam bahasa sasaran. Teknik ini biasanya digunakan untuk menerjemahkan nama orang, judul buku, jurnal, majalah, surat kabar, nama instusi, nama jalan, tempat tinggal, alamat, dsb.
b. teknik calque (al-naql bi al-muhakah)
yaitu mengalihkan sebuah kalimat atau kata yang memiliki makna spesifik dengan berpijak pada sebagian makna yang dikandungnya (tidak secara utuh), guna menciptakan kata/kalimat yang sebanding/sesuai dengan bahasa sumber sehingga didapati makna yang otonom.
c. literal translation (al-tarajamah al-harfiyah)
dalam teknik ini kata demi kata atau frasa demi frasa di terjemahkan.
d. teknik transposisi (al-ibdal al-harfiy)
yaitu, mengganti atau mengubah bentuk satuan kata yang terdapat dalam bahasa sumber menjadi bentuk lain. misalnya saja bentuk isim (kata benda) dirubah menjadi bentuk verba (kata kerja) bentuk jamak menjadi tunggal dll.
e. modulasi (taghyir al-nadzrah)
teknik ini dapat difahami sebagai pengubahan pandangan atau perspektif yang berkaitan dengan kategori pemikiran atau pengubahan leksis suatu unit lingustik dengan unsur lingustik yang berbeda dalam bahasa penerima. Perubahan sudut pandang biasanya dilakukan dalam kasus-kasus tertentu, misalnya : kalimat aktif diubah menjadi pasif, struktur hal diubah menjadi kata kerja, struktur tamyiz menjadi bentuk kalimat biasa dsb.
f. teknik equevalence (al-ta'adul)
teknik ini biasanya digunakan dalam konteks-konteks tertentu unutk menyelaraskan makna antara dua bahasa yang berbeda. Teknik ini mempunyai manfaat yang besar untuk menerjemahkan istilah atau ungkapan-ungkapan tertentu.
g. teknik adaptasi (al-tathwi)
teknik ini berkaitan dengan perbedaan pengertin yang secara kultural berkembang di tengah masyarakat pengguna bahasa.

SUMBER :     M Faisol Fatawi. Seni Menerjemah. Malang : UIN Malang Press. 2009.
                        Dr. Abdul Munip. Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, Sukses Offset. 2008

LIHAT STRATEGI-STRATEGI PENERJEMAHAN LAINNYA. DOWNLOAD WORD (STRATEGI PENERJEMAHAN UNTUK KONSEP YANG TIDAK DIKENAL DALAM BAHASA PENERIMA)


TEKNIK PENERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DARI BAHASA INDONESIA
KE DALAM BAHASA INGGRIS
(http://publikasiilmiah.ums.ac.id)

Download buku lainya tentang teori terjemah klik disini

No comments: